Desa Kepel Desaku Desa Wisataku terletak di lereng Gunung Wilis, Kecamatan Kare, Kabupaten Madiun

Search

Sukses Budidaya Porang, Desa Kepel Kabupaten Madiun Lolos Nominasi 4 Besar Desa Terbaik di Jatim



Sekitar sepuluh tahun yang lalu, masyarakat di Desa Kepel, Kecamatan Kare, Kabupaten Madiun masih belum mengenal porang atau amorphophallus Muelleri Blume. Sebelumnya, Desa Kepel merupakan sentra perkebunan durian dan cengkeh. Namun, beberapa tahun ini, masyarakat di Desa Kepel mulai tertarik untuk menanam tanaman porang yang kini mereka juluki 'Berlian Hitam' karena memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Kepala Desa Kepel, Sungkono, menuturkan, awalnya masyarakat di Desa Kepel belajar menanam porang di Desa Klangon, Kecamatan Saradan, pada sekitar 2010. Saat itu, desa Klangon memang dikenal sebagai sentra perkebunan porang di Kabupaten Madiun.
 "Saya berangkatkan sekitar 50 orang pada waktu itu , naik bus, untuk belajar bagaimana menanam porang di Desa Klangon, tahun 2010," katanya, Kamis (13/6/2019).
Namun, ternyata ilmu menanam porang yang didapat dari Desa Klangon tidak dapat diterapkan di desanya, sehingga hasil panen porang pada saat itu tidak bagus. Hingga akhirnya, para petani menemukan metode atau cara menanam yang berbeda dengan yang diterapkan oleh petan di Desa Kalangon. Porang di Desa Kepel ditanam di lahan pekarangan terbuka tanpa naungan. "Kami menemukan metode penanaman porang yang baru, jadi tidak perlu di bawah naungan," katanya. Namun, bukan hanya itu saja yang membuat masyarakat di Desa Kepel akhirnya tertarik menanam porang. Masyarakat tertarik menanam porang setelah terinspirasi oleh seorang petani porang bernama Paidi, warga desa setempat.

Petani bernama Paidi ini mendapat pesanan porang sebanyak 200 ton dari pembeli di Surabaya. Hal itulah yang akhirnya memotivasi warga desanya menanam porang. "Akhirnya masyarakat terinspirasi," kata Sungkono.
Dia mengatakan, porang sangat mudah ditanam dan kebutuhan pasar akan porang sangatlah tinggi. Selain itu, Porang memiliki nilai ekonomi yang sangata tinggi. Saat ini, untuk porang basah dihargai Rp 9000 hingga Rp 10.000 per kilogram. Sedangkan harga porang yang sudah kering mencapai sekitar Rp 50 ribu hingga Rp 60 ribu per kilogram. Sungkono menjelaskan, analisa budidaya porang dengan jarak tanam 100 cm, dengan modal Rp 58,5 juta di lahan seluas lahan 1 hektare dapat menghasilkan keuntungan atau laba bersih hingga Rp 110 juta dalam waktu sekitar enam bulan. "Porang itu tanaman ajaib, nandur sepisan panen selawase," katanya. Ia mengatakan, saat ini ada sekitar 25 hektare tanaman porang yang dikelola masyakat desanya. Keberhasilan warga desanya membudidayakan porang menjadikan Desa Kepel sebagai tempat edukasi untuk belajar mengenai porang. Bahkan, melalui Bumdes dan Gapoktan, usaha pertanian Porang dikembangkan menjadi paket wisata edukasi budidaya porang.

Keberhasilan budidaya porang hingga dapat meningkatkan kesejahteraan warga, menjadikan Desa Kepel terpilih dan masuk empat besar nominasi Lomba Desa dan Sepuluh Program Pokok PKK tingkat Provinsi Jatim 2019.
Pada Kamis (13/6/2019), Desa Kepel di Kecamatan Kare,  kabupaten Madiun didatangi oleh tim penilai lapangan dari Dinas PMD Provinsi Jatim, Kamis (13/6/2019). Turut hadir, bersama rombongan tim penilai pada hari itu, Kepala Dinas PMD Provinsi Jatim, Mohammad Yasin. "Desa Kepel masuk dalam empat besar desa terbaik di Jawa Timur, bersaing dengan 7724 desa di Jawa Timur," kata Yasin. Dia mengatakan, lomba desa ini merupakan upaya pemerintah untuk menilai sejauh mana pemeberdayaan masyarakat di tingkat desa. Selain itu, juga untuk menilai dan mengevaluasi pemanfaatan, Rp 7,4 triliun dana desa yang dikucurkan di seluruh desa di Jawa Timur.
Yasin menuturkan, dalam lomba desa ini terdapat serangkaian tahapan.
Yang pertama seleksi admisnitrasi, yang kedua presentasi dan yang ketiga penilaian lapangan. Sedangkan aspek penilaian, meliputi aspek tata kelola pemerintahan, tata kelola kewilayahan (kreatifiitas dan inovasi dalam mengembangkan potensi desa), dan tata kelola kemasyarakatan atau hubungan sosial. "Dan lomba desa tahun ini beda. Tahun ini, lomba desa kami sinergikan dengan penilaian 10 Program PKK. Ini merupakan upaya evisiensi, kami tidak ingin banyak lomba yang akan menghabiskan anggaran. Yang pasti, kalau desanya maju, pasti kegiatan PKK-nya berjalan dengan baik," imbuhnya. Sementara itu, Bupati Madiun, Ahmad Dawami Ragil Saputro mengatakan, porang akan menjadi komoditi pertanian yang akan diangkat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Madiun "Hari ini, ada pabrik besar yang sudah masuk yang akan  menampung porang dari petani porang di Kabupaten Madiun. Yang jelas, tidak akan ada Porang yang tersisa. Ini adalah komoditi ekspor, artinya bisa jadi andalan Kabupaten Madiun," kata Bupati yang akrab disapa Kaji Mbing.




Share:

No comments:

Post a Comment

BUMDES KEPEL

POKDARWIS

Formulir Kontak

Name

Email *

Message *