Mitra Membangun Desa
Salah satu indikator penting
kebahagiaan hidup seorang mukmin adalah mendapatkan rezeki yang halal. Sebab,
rezeki yang halal akan menyebabkan ketenangan dan kedamaian, sekaligus
mendorong dan menumbuhkan perilaku dan sifat yang baik, seperti kejujuran,
kerendahan hati, kecerdasan intelektual, kecerdasan spiritual, kecerdasan
emosional, maupun kecerdasan sosial.
Sebaliknya, rezeki yang haram akan
mendorong dan menumbuhkan perilaku dan sifat yang buruk seperti khianat,
sombong, culas, nifak, dusta, bahkan menyebabkan doa dan ibadah tidak akan
diterima dan dikabulkan oleh Allah SWT (sebagaimana dikemukakan dalam hadis
shahih riwayat Imam Muslim dari Abi Hurairah).
Mencari rezeki yang halal bagi
seorang mukmin merupakan sebuah keniscayaan sekaligus kebutuhan, serta
dilakukan dengan menggunakan dua pendekatan yang disebut asbaab maaddiyyah
dan asbaab diniyyah (kitab Anta wal Maal, 2003: hlm 75).
Asbaab maaddiyyah adalah sebab-sebab yang terukur secara material dengan cara
bekerja, berusaha, maupun ikhtiar sepanjang waktu dan zaman. Terhadap sebab
ini, ajaran Islam mendorong umatnya memiliki etos kerja yang tinggi dan menjauhkan
diri dari kemalasan, frustrasi, serta mengandalkan pemenuhan kebutuhan hidup
hanya pada belas kasihan orang lain.
Perhatikan firman Allah dalam
Alquran surah Al Mulk ayat 15: ''Dialah Yang menjadikan bumi itu mudah bagi
kamu, maka berjalanlah (bekerjalah) di segala penjurunya dan makanlah
sebahagiaan dari rezeki-Nya. Dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah)
dibangkitkan.''
Bahkan, setelah selesai shalat Jumat
pun kaum Muslimin diperintahkan untuk mencari rezeki yang halal, sebagaimana
firman-Nya dalam QS Al Jumu'ah ayat 10: ''Apabila telah ditunaikan shalat
(Jumat), maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan
ingatlah kepada Allah dengan ingat yang banyak, agar kalian mendapatkan
kebahagiaan."
Asbaab diniyyah adalah sebab-sebab yang berkaitan dengan perilaku
keagamaan, yang tecermin dalam kehidupan keseharian. Shalat yang dilakukan
dengan baik, doa yang selalu dipanjatkan kepada Allah SWT, zakat, infak, dan
sedekah yang selalu ditunaikan, ilmu yang selalu dimanfaatkan bagi kepentingan
kesejahteraan bersama, dan dakwah amar ma'ruf nahi munkar yang semuanya itu
tercakup dalam ruang lingkup iman dan takwa, ternyata akan mengundang rezeki
dari Allah SWT yang penuh dengan keberkahan.
Hal ini sebagaimana tecermin dalam
firman Allah SWT QS At-Tholaq ayat 2 dan 3: ''[...] Dan barang siapa yang
bertakwa kepada Allah, maka Allah akan memberikan kepadanya jalam keluar. Dan
memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya [...]"
Itulah dua cara dan dua pintu yang
dibukakan oleh Allah SWT dalam menggapai rezeki yang halal dan berkah, yang
akan mendorong pada perilaku yang baik. Sepantasnya orang-orang yang beriman
memasuki kedua pintu ini, dan melakukan kedua cara ini agar mendapatkan
kebahagiaan dunia dan akhirat.
Sumber : https://khazanah.republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah/pozedy458/tentang-dua-cara-mencari-rezeki
No comments:
Post a Comment